Ulasan Tari Musyoh Berasal dari Papua Sejarah, Gerakan, dan Fungsi

tari musyoh berasal dari

Tari musyoh berasal dari tanah Papua yang kini banyak digunakan dalam acara penyambutan tamu. Awalnya, asal tari musyoh bersifat sakral karena digunakan untuk pengantaran arwah yang dinilai belum tenang karena sebab meninggal tertentu seperti kecelakaan.

Tarian ini memiliki gerakan yang sangat berenergi dan rata-rata penarinya adalah lelaki. Dengan adat khas Papua, mereka akan menarikan gerakan inti tari musyoh. Berikut ini adalah ulasan singkat tentang tari tradisional asal Indonesia bagian Timur ini.

Sejarah Asal Tari Musyoh

Fungsi tari musyoh sangat sederhana. Dahulu, seorang tokoh dari Papua meninggal dunia kemudian arwahnya tidak tenang. Mereka percaya orang yang meninggal karena kecelakaan akan bergentayangan di dunia karena belum cukup puas menjalani kehidupan seharusnya.

Kemudian, diciptakanlah tarian musyoh ini oleh orang-orang yang bertempat tinggal sama dengan tokoh tersebut. Mereka mengadakan perkumpulan yang rata-rata adalah pemuda dan pria untuk mencari gerakan tari musyoh. Kemudian, terciptalah tarian ini dengan gerakan yang sederhana.

Sambil menari, para penari juga akan melontarkan mantra dengan makna yang bertujuan agar arwah yang tidak tenang bisa kembali ke alamnya. Sesudah itu, mereka percaya bahwa cara ini mampu mengantarkan arwah manakala ada yang meninggal karena kecelakaan.

Pergeseran sejarah pun akhirnya terjadi karena masyarakat di tanah Papua dianggap harus bisa melakukan tari musyoh. Pada akhirnya, tarian ini digunakan untuk menyambut para tamu yang datang ke daerah mereka. Hingga kini, mereka pun menjadikan tarian ini persembahan tamu.

Tujuan dan Makna Tari Musyoh

1.     Pengantaran Arwah

Mereka yang sudah berpulang atau meninggal dunia juga akan pergi bersama arwahnya. Namun, suku dari Papua yang mengembangkan asal tari musyoh percaya bahwa ada beberapa sebab meninggal seperti kecelakaan yang membuat arwah menjadi tidak tenang.

Upacara dengan tarian musyoh dipercaya bisa mengantarkan arwah yang sudah meninggal ke tempat yang seharusnya. Setelah menari, mereka yakin bahwa arwah tidak akan mendatangi mereka atau masih tidak tenang di dunia.

2.     Mengusir Roh Jahat

Masyarakat Papua juga percaya bahwa roh jahat bisa jadi ada di sekeliling kita. Untuk itu, roh jahat perlu dibersihkan. Karena jika tidak, roh jahat akan mengganggu kehidupan manusia dan menghalangi manusia untuk bisa hidup dengan baik di dunia.

Apabila orang Papua sedang merasa ada gangguan roh jahat, biasanya mereka akan langsung mengadakan upacara adat yang salah satu babaknya adalah tari musyoh. Setelah itu, mereka percaya bahwa roh jahat akan pergi dan tidak akan mengganggu mereka lagi.

3.     Menyambut Tamu Kehormatan

Meski awalnya dianggap sebagai tarian yang sakral, kini tari musyoh lebih banyak diperagakan di atas pentas saat melakukan penyambutan tamu. Untuk tamu perempuan, maka penarinya lelaki. Sementara tamu lelaki, maka penarinya adalah perempuan.

Properti Tari Musyoh

1.     Perisai

Masyarakat Papua memiliki senjata yang unik yakni perisai. Perisai yang mereka miliki bisa berasal dari bahan apa saja, seperti kayu hingga baja. Penari tari musyoh menggunakan properti ini di salah satu tangan mereka.

Apa tujuan membawa perisai? Perisai dipercaya bisa menangkal roh jahat yang ada di dunia. Perisai adalah lambang perlindungan dan menjadi kebanggaan orang Papua. Jadi dengan adanya gerakan yang menggunakan perisai, mereka bisa mengalahkan roh jahat.

2.     Panah

Panah adalah properti yang biasanya dibawa apabila mereka tidak membawa perisai saat menari. Panah berarti mereka bisa menancapkan isyarat untuk menyakiti roh jahat sehingga mereka tidak mau kembali ke dunia untuk mengganggu manusia yang masih hidup.

3.     Baju Atasan

Untuk para penari yang menari sesuai tujuan asal tari musyoh, mereka tidak perlu memakai pakaian khusus untuk menari. Para wanita dan pria hanya menggunakan hiasan pada tubuh mereka. Berbeda dengan tujuan penyambutan tamu karena mereka perlu menggunakan baju atasan.

Baju atasan ini disebut sebagai kotang dan umumnya dipakai oleh para penari wanita. Kotang memiliki warna natural seperti warna coklat kayu. Baju atasan ini menutupi dada secara menyeluruh.

4.     Mahkota

Para penari juga akan menggunakan mahkota di atas kepala. Mahkota ini membentuk seekor burung yang sedang mengepakkan sayap. Bahan penyusun mahkota adalah bulu burung dengan campuran warna coklat dan putih.

5.     Bawahan

Bawahan yang dikenakan baik para penari lelaki maupun perempuan terbuat dari tumpukan daun alang yang dijadikan rumbai. Bawahan dikenakan di sekitar pinggang. Untuk lelaki, ditambah penggunaan koteka sebelum menggunakan bawahan rumbai.

Alat Musik dan Pengiring Tari Musyoh

1.     Tifa

Seperti yang diketahui bahwa alat musik ala Papua yang paling terkenal adalah tifa. Tifa adalah alat musik yang dimainkan dengan menghentakkannya untuk bisa mengeluarkan bunyi. Biasanya keunikan tifa adalah terbuat dari kulit rusa. Sambil menari, penari akan sambil membunyikan tifa.

2.     Lagu dari Penari

Selain adanya alat musik tifa, penari juga akan meneriakkan lirik tertentu yang menjadi pengiring utama tarian dalam pertunjukan. Penyampaian lirik oleh penari ini dilakukan secara energik yang menandakan bahwa mereka melawan arwah atau roh jahat yang masih ada di dunia.

Melalui lagu yang disampaikan oleh para penari, tarian ini pun mirip seperti asal tari musyoh yang sangat sakral. Tingkat emosi yang disampaikan oleh penari akan berbeda levelnya, tergantung dari diadakannya upacara tersebut.

Gerakan Tari Musyoh

1.     Tari untuk Pengembalian Arwah

Berbeda tujuan diadakannya tarian, maka berbeda pula gerakannya. Apabila upacara atau tarian bertujuan untuk mengembalikan arwah, maka gerakannya jauh lebih energik. Para penari akan banyak melakukan hentakan kaki ke tanah dan pijakannya sangat berenergi.

Sambil melakukan gerakan pijakan ini, para penari pun akan sambil menyanyikan lirik lagu sebagaimana yang dibutuhkan untuk pengembalian arwah. 

Kadang-kadang, penari juga akan meneriakkan beberapa bait lagu untuk menambah suasana sakral dalam seremoni yang sedang diadakan.

2.     Penyambutan Tamu

Berbeda dengan gerakan tari musyoh dari Papua dipentaskan untuk menyambut tamu. Para penari akan melakukan gerakan yang jauh lebih mudah. 

Level emosi yang disampaikan juga jauh lebih rendah sehingga para penari tidak banyak melakukan teriakan tertentu selama pertunjukan tarian.

Pada acara penyambutan tamu pun akan ada instrumen yang mengalun dengan indah. Tak hanya tifa, alat musik tradisional ala Papua lainnya juga ikut dimainkan. Para penari hanya akan mengikuti tempo musik yang dimainkan dari para musisi di bagian belakang.

Pola Lantai Tari Musyoh

1.     Melingkar

Pola lantai yang digunakan untuk menampilkan tari musyoh adalah pola lantai melingkar. Biasanya, semua penari akan melingkar sehingga bisa saling melihat satu sama lain. Setelah itu, mereka akan menari sesuai dengan tujuan tarian.

2.     Lurus

Pola yang kedua adalah pola lurus. Pola yang digunakan adalah horizontal dan sering digunakan pada acara pementasan. Para penari akan berbaris atau berjejer dan menghadap ke penonton. Dengan begitu, ekspresi para penari bisa dilihat dengan jelas.

Meskipun asal tari musyoh awalnya digunakan untuk seremoni pengusiran roh jahat dan pengantaran arwah, kini tarian ini digunakan penyambutan tamu. Meskipun komponennya tidak sana, tari musyoh adalah cara masyarakat Papua untuk mengenalkan adat dan budayanya yang unik.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *