Tarian odissi berasal dari negara India. India memang dikenal sebagai negara yang memiliki kesenian tari dengan jenis dan jumlah yang sangat banyak. Negara asal tari odissi ini memperkenalkan jenis tarian yang umum ini ke khalayak sambil memuja kepada Krisna.
Cara untuk bisa melakukan gerakan tarian ini adalah dengan menampilkan wajah yang ceria dan semangat. Pasalnya, tarian ini dipercaya bisa mendatangkan rahmat dari Krisna. Berikut ini adalah ulasan tentang sejarah, kostum, gerakan dan properti dari tarian odissi.
Sejarah Tari Odissi
1. Usia Tarian
Tarian ini dianggap sebagai tarian yang cukup tua, karena muncul di tanah India sebagai negara asal tari odissi sekitar abad ke-2 masehi. Gambar yang mendeskripsikan dari tarian ini ditemukan di sekitar gua Manchapuri. Artinya, taria ini sudah ada sejak kekaisaran Kharavela memimpin wilayah.
2. Tari Dalam Bentuk Sekuler
Tarian ini disebut dengan seni sekuler, karena awalnya ditampilkan di pengadilan. Waktu itu, sang penari juga masih seorang gadis kecil. Kemudian, jenis tarian yang serupa dipertontonkan di daerah sekitar kuil Orissa.
3. Penyembahan Terhadap Dewa
Orang-orang di India membawakan tarian ini dengan tujuan sebagai cara mereka untuk melakukan penyembahan terhadap para dewa. Hal ini tercantum dalam patung candi yang ada di India bahwa tarian odissi dilakukan untuk menyembah dewa oleh orang yang ingin melayani dewa.
4. Memadukan Musik dan Tari
Tari odissi lahir karena adanya perpaduan antara musik dan tari yang sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu. Pengembangan tarian ini menggunakan tarian odra yang sudah ada sebelumnya. Penari hanyalah para wanita yang disebut sebagai devadasis dan tujuan menari adalah untuk para dewa.
5. Di Abad Ke-15
Pada abad ke-15, tari odissi semakin berkembang. Penarinya tak hanya perempuan, namun juga terdapat penari laki-laki. Namun, mereka akan berdandan menyerupai pada devadasis atau penari perempuan. Panggilan untuk lelaki yang menari tarian odissi adalah sakhipila atau gotipua.
Ciri-Ciri Tari Odissi

1. Devadasis
Ciri utama dalam tari odissi adalah adanya seorang devadasis. Dalam tarian ini, seorang devadasis akan menari dengan tujuan untuk menghormati dewa-dewa. Devadasis adalah seorang wanita yang menggunakan kostum dengan tema tertentu.
2. Menari di Depan Candi
Tarian odissi di India umumnya hanya dilakukan di depan candi. Candi tersebut di antaranya adalah candi Ananta, candi Jagannath, dan candi Magheswar. Ketiga candi ini menjadi candi paling populer di kawasan Orissa. Penari pun mengubah area pelatarannya menjadi pentas yang indah.
Lalu, bagaimana dengan menari namun tidak dilakukan di negara asal tari odissi itu sendiri? Biasanya, pertunjukkan akan menghias latar yang mirip dengan salah satu dari ketiga candi yang disebutkan. Tujuannya adalah agar tarian memiliki nuansa yang mirip dengan daerah Orissa.
3. Syair Tanpa Jeda
Ciri utama dari tari odissi adalah musiknya yang akan dibacakan oleh salah satu anggota pertunjukkan tanpa jeda sama sekali. Mereka membacakan syair tanpa henti, meskipun di beberapa bagian ada tempo yang cepat atau lambat. Penyair adalah bagian yang berbeda dari penari.
4. Alat Musik
Musik pengiring tari odissi adalah ciri khas yang membedakannya dengan jenis tari India yang lain. Susunan alat musik yang dipakai di antaranya adalah gamak, gendang dua sisi yang disebut sebagai pakhawaj dan tomtom. Semua alat musik ini adalah alat musik tradisional India.
Bagian Gerakan Tari Odissi
1. Mangalacharan
Kini sudah tahu bahwa negara asal tari odissi adalah India. Tari odissi akan dimulai dengan cara gerakan mangalacharan. Gerakan ini adalah bentuk doa kepada para dewa.
Penari atau penyair akan membaca sloka yang ditujukan untuk dewa Ganapati. Tujuannya adalah agar aktivitas pertunjukan bisa berjalan dengan maksimal.
2. Batu Nrutya
Gerakan yang satu ini menyadur dari gambaran yang ada di ukiran gaya orissa. Penari akan menari sesuai dengan ritme musik yang mengiringi mereka. Batu nrutya masuk ke dalam gerakan yang murni dan menjadi tanda bahwa tarian sudah masuk ke dalam tahap kedua.
3. Pallavi
Di tengah tarian odissi, maka akan ditemukan gerak bernama gerak pallavi. Gerakan yang satu ini adalah memotivasi para penonton dengan lantunan syair yang sifatnya berisi pujian. Jenis gerakan yang dilakukan penari pun sangat lemah gemulai dan anggun.
4. Abhinaya
Pada bagian ini, penari akan menari dalam tempo yang sangat lambat. Salah satu pembaca cerita akan menceritakan sebuah cerita dalam tempo yang sangat lambat, dibarengi penari yang juga akan menari dalam gerakan yang lemah gemulai.
5. Mokshya
Mokshya dalam tari odissi disebut sebagai penutup. Penari akan menutup tarian dengan gerakan yang sangat lambat. Cerita pun akan menemui klimaksnya dan ditutup sesuai dengan klimaks yang dipilih oleh cerita odissi tertentu.
Musik Tari Odissi
1. Dhuvapada
Bagian ini adalah sebuah baris pertama dari musik. Bagian ini umumnya dibawakan oleh penyanyi secara berulang-ulang. Musik tarian pada bagian dhuvapada cukup beragam dan banyak. Intro ini memiliki tempo yang lambat hingga sedang, tanda bahwa tarian akan dimulai.
2. Chitrapada
Pada musik berjenis chitrapada, akan ada bagian yang berupa susunan atau bergaya alliterative. Biasanya hanya terdiri dari satu atau dua bait saja dan temponya akan tergantung dari cerita yang dibawakan.
3. Chitrakala
Musik jenis yang satu ini terdiri dari syair atau cerita yang menggunakan bahasa Oriya yang sangat kuno. Jenis musik ini juga dianggap yang terbaik untuk membawakan jenis tarian odissi. Dalam empat kelas musik, chitrakala dianggap menjadi bagian musik yang tertinggi.
4. Chhanda
Dalam musik Odissi, terdapat channda adalah bagian dangding. Esensi musik dalam bagian dangding sangat indah dan menjadi ciri khas yang tidak boleh terlewatkan dalam seni musik odissi. Tema dari tarian odissi akan dibahas dalam bagian channda oleh salah satu penari.
5. Chaurissa
Bagian yang satu ini dianggap sebagai salah satu ciri khas odissi yang terdiri dari banyak fitur musik. Meskipun asal tari odissi dianggap kuno, namun chaurisha membuktikan bahwa fitur musik tarian sangat kaya dan beragam. Perbedaannya terdapat dari ketukan di dalamnya.
- Navatala: Irama dengan 9 ketukan dan menjadi ketukan yang paling pendek.
- Dashatala: Irama dengan 10 ketukan dan menjadi jumlah paling umum.
- Ergatala: Irama dengan 11 ketukan dan menjad jumlah ketukan yang paling panjang.
Kostum Tari Odissi
1. Blouse dan Saree
Para devadasis atau wanita yang menarikan tari odissi biasanya akan menggunakan blouse yang ketat dan dipadukan dengan saree. Warna yang dipakai biasanya warna yang terang dan nyentrik seperti hijau, kuning, dan biru langit.
2. Mukoot
Properti tari ini adalah mahkota. Penari akan menggunakannya di kepala, namun kadang properti ini juga dianggap tidak wajib. Mukoot terbuat dari alang-alang yang sudah kering. Salah satu batangnya akan dibuat lebih panjang daripada yang lain. India sebagai negara asal tari odissi memperkenalkan budayanya melalui tarian tradisional yang satu ini di berbagai acara. Tarian ini jarang sekali dibawa keluar negeri lantaran pertunjukan harus mengatur suasana pertunjukan yang dinilai cukup sulit untuk terpenuhi