Keunikan Fungsi Tari Pakarena untuk Memuja Dewa

tari pakarena pada awalnya adalah tarian yang berfungsi untuk

Tari pakarena pada awalnya adalah tarian yang berfungsi untuk memuja dewa. Tari tradisional ini berasal dari Sulawesi, tepatnya Kabupaten Gowa. Properti, gerakan, dan fungsi tari pakarena sangat unik. Para penarinya tarian ini mulai dari remaja hingga orang dewasa.

Tarian ini identik dengan baju kurung orang sulawesi yang berukuran besar. Belum lagi properti kipas yang dibawa oleh para penari. Awalnya, tarian ini digunakan untuk memuja para dewa namun sekarang tarian ini lebih digunakan untuk media hiburan.

Sejarah Tari Pakarena

1.     Sejak Kerajaan Gowa

Tarian ini awalnya merupakan sebuah tarian Kerajaan Gowa. Tarian dilakukan oleh para putri bangsawan terdiri dari 5 hingga 7 orang penari. Mereka akan menari saat ada sebuah pesta besar di dalam kerajaan seperti pernikahan, upacara adat, dan pesta kerajaan sejenisnya.

2.     Menjelaskan Kehidupan

Sejak zaman dahulu saat tarian ini diciptakan, fungsi tari pakarena adalah untuk menjelaskan sebuah perpisahan. Temanya adalah tentang kehidupan khayangan dan bumi. Cerita di dalam tarian pakarena menjelaskan tentang cara hidup dengan baik saat penghuni khayangan jatuh ke bumi.

Penyampaian ini dilakukan dengan cara melakukan gerakan tarian yang mirip dengan aktivitas di bumi. Pencipta tarian membuat berbagai macam gerakan yang mirip dengan cara bercocok tanam, berburu, dan berbagai ritual yang bisa dilakukan di bumi.

3.     Tarian Resmi Istana

Seiring dengan bertambahnya waktu, sejarah tari pakarena memiliki pergeseran fungsi. Kerajaan Gowa menggunakan tarian ini tak hanya untuk memuja dewa, namun juga untuk menghormati tamu yang datang ke kerajaan mereka. Kemudian, tarian pun dipelajari oleh orang di luar istana.

4.     Pelestarian

Pemerintah kabupaten Gowa akhirnya memutuskan bahwa tarian ini menjadi bagian dari adat istiadat wilayah Gowa. Cara mempertahankannya adalah dengan memasukkan tarian ini sebagai salah satu agenda pembelajaran tambahan di sekolah baik SD, SMP, hingga SMA.

Fungsi Tari Pakarena

Beberapa tari tradisional memiliki fungsi yang berbeda ketika pertama muncul dan saat ini. Berikut adalah beberapa fungsi dari tari pakarena, yaitu:

1.     Mengiringi Raja

Fungsi tari pakarena yang utama adalah untuk mengiringi raja. Saat raja bepergian ke daerah lainnya, kedatangannya akan diiringi dengan kelompok wanita yang akan menari tari pakarena. Hingga kini, agenda kunjungan pemerintah Gowa pun masih melakukan hal yang sama.

2.     Sarana Ritual

Dahulu, tarian ini digunakan untuk sarana ritual bagi masyarakat yang tinggal di Gowa. Kisah yang dibawakan dalam tarian ini membentuk rasa syukur kepada khayangan karena telah menitipkan ilmu yang baik untuk bisa bertahan hidup di bumi.

3.     Bentuk Syukur

Tari pakarena dilakukan secara berkelompok bagi orang-orang yang ingin mengungkapkan syukur karena hasil panennya berlimpah. Agenda ini diadakan setidaknya satu tahun sekali di daerah Gowa. Tarian pakarena menjadi pengiring acara syukuran yang secara besar-besaran dilakukan di jalan.

4.     Dakwah

Dakwah di sini tidak berbentuk religius, melainkan menyampaikan pesan yang baik kepada khalayak. Melalui tarian, cerita, dan gerakannya, tari pakarena menitipkan pesan bahwa manusia harus bisa hidup dengan baik tanpa rasa putus asa.

5.     Hiburan

Kini, fungsi tari pakarena adalah sebagai media hiburan. Tarian ini muncul di berbagai acara yang menyenangkan seperti pesta pernikahan atau pesta adat lainnya. Jumlah penari dengan fungsi yang satu ini biasanya lebih dari 5 orang.

Makna Tari Kipas

1.     Karakter Orang Gowa

Makna utama yang ingin disampaikan melalui tari pakarena adalah makna yang hening dan teduh. Orang Gowa dari Sulawesi Selatan cenderung berkarakter santai dan berkepala dingin untuk menyelesaikan masalahnya. Hal ini disampaikan oleh gerakan tarian yang lemah lembut.

2.     Ritme Kehidupan

Hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan menggambarkan ritme kehidupan. Semakin baik, maka semakin bertakwa pula manusia tersebut. Keteraturan dalam gerakan tari pakarena menggambarkan hal ini.

3.     Masalah dalam Kehidupan

Beberapa gerakan dalam tarian pakarena disampaikan dengan gambaran yang sangat sulit. Hal ini menyangkut dengan gambaran realita kehidupan manusia yang selalu menemukan masalah. Sulit atau mudahnya, masalah pasti akan selesai karena termasuk ke dalam siklus hidup manusia.

Gerakan Tari Pakarena

1.     Gerakan Memutar

Gerak dasar ini dilakukan oleh semua penari sambil berjalan melingkar dan mengikuti langkah orang di depannya. Penari juga akan melakukannya sambil melebarkan kipas. Gerakan ini menandakan deskripsi bahwa manusia memiliki siklus hidup, baik sedih dan bahagia.

2.     Mengayunkan Badan

Pada bagian awal tarian, para penari biasanya akan mengayunkan badan ke kiri dan ke kanan. Kemudian disusul dengan gerakan ke depan dan ke belakang. Tempo dari gerakan ini sangat lambat dan menjadi pembuka maupun penutup dari tarian pakarena.

3.     Duduk

Beberapa kreasi dari gerakan tari pakarena menggunakan pose duduk. Pose yang satu ini melambangkan keanggunan dari penari pakarena. Pose duduk kadang menjadi intro tarian atau pertanda bahwa tarian ini selesai setelah gerakan mengayunkan badan.

4.     Naik Turun

Gerakan yang satu ini menggambarkan bahwa kehidupan manusia mengalami pasang surut. Saat gerakan tubuh naik, artinya kehidupan manusia sangat enak dan bahagia. 

Gerakan sebaliknya menggambarkan filosofi yang menceritakan bahwa manusia bisa berada dalam posisi yang sangat sedih.

Kostum dan Properti Tari Pakarena

1.     Baju Bodo

Para penari tari pakarena akan menggunakan kostum berupa baju bodo. Baju ini merupakan baju tradisional asal Sulawesi Selatan untuk para wanita. Warna yang dipilih untuk menari tarian pakarena adalah merah dan hijau karena menyesuaikan status sosial tertentu.

Busana baju bodo juga menggunakan bahan sutra. Bahan yang satu ini menampilkan kelas yang atas, terutama berwarna hijau yang dikenakan bangsawan. Bahan sutra juga menandakan bahwa tarian ini merupakan tarian agung yang berasal dari Kerajaan Gowa.

2.     Sarung

Sarung juga menjadi bagian yang tidak boleh ketinggalan untuk digunakan oleh para penari. Baju bodo dipadukan dengan sarung yang bermotif sebagai bawahannya. Warna sarung juga sebaiknya disesuaikan dengan warna baju bodo yang digunakan.

Sarung yang tidak memiliki corak pun bisa digunakan oleh para penari. Apabila baju bodonya dipadukan dengan banyak aksesoris di bagian tubuh, maka sarung tanpa motif akan membuat tampilan para penari menjadi lebih elegan.

3.     Kipas

Benda wajib dalam tari pakarena adalah kipas. Kipas akan dibawa oleh sang penari dengan menggunakan tangan kanan. Penari tarian pakarena yang dilakukan secara berkelompok pun wajib menggunakan kipas tanpa terkecuali. Warna kipas biasanya hitam atau warna cerah lainnya.

4.     Selendang

Properti lain yang digunakan dalam tari pakarena adalah selendang. Selendang memiliki warna yang cerah dan kontras dengan baju bodo yang digunakan. Selendang dalam tari pakarena tidak diikat di bagian pinggang, melainkan diletakkan pada bahu sebelah kiri penari.

Fungsi tari pakarena yang sudah bergeser tidak membuat nilainya ikut bergeser. Tari yang menampilkan status sosial kelas atas ini menjadi hiburan rakyat Gowa Sulawesi Selatan. Hingga kini, tarian dilestarikan dengan cara diajarkan di sekolah.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *