Tari Lego-Lego ditarikan secara berkelompok ini merupakan suatu simbol aktualisasi kebersamaan juga persatuan masyarakat Alor. Tari Lego-Lego ini memiliki makna semangat gotong royong dari warganya, sikap suportif yang selalu ada serta sukarela dalam memberikan motivasi kepada sesama.
Sebagai salah satu seni tari tradisional, yang khas dan cukup banyak peminat, Tarian ini diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang sejak zaman dahulu. Bahkan sampai saat ini, Tarian ini masih terus dilestarikan dan hampir rutin dipertunjukan dalam berbagai acara yang banyak. jumlah pentonton
Asal Tari Lego-Lego
Tarian ini termasuk ke dalam salah satu tari tradisional yang diwariskan secara turun-temurun dari masyarakat Alor dan hingga sekarang masih dilestarikan.
Tari ini pada awalnya disebut sebagai tarian yang sering dipertunjukkan saat upacara adat atau setelah dilakukannya kegiatan bersama sebagai upaya untuk mengucapkan rasa syukur dan kebahagiaan mereka.
Ucapan rasa syukur tersebut sengaja mereka lakukan dengan mengelilingi Mesbah dengan cara bergandengan dan menyanyikan berbagai pujian terhadap Tuhan. Mesbah bisa disebut sebagai suatu benda yang dianggap sakral oleh masyarakat Alor.
Tarian ini biasanya digelar saat ada acara adat syukuran dan kebahagiaan masyarakat Alor. Masyarakat Alor banyak yang percaya akan tarian ini yang bisa membawa ke dalam perdamaiaan antar manusia. Akan tetapi, tarian ini tetap membutuhkan kekompakan.
Jika kamu tidak kompak dalam menampilkan tarian ini, maka suara gelang kaki nantinya dapat terdengar rancu ataupun jatuh karena hilang keseimbangan.
Sejarah Tari Lego-Lego
Di zaman dahulu, tarian ini umumnya dibawakan sebagai peringaran keberhasilan atau berakhirnya sebuah kegiatan, salah satunya keberhasilan panen, pembukaan kawasan ladang baru, pernikahan, pembangunan rumah adat, atau sambutan pasukan perang yang memenangi medan perang.
Seiring berjalannya waktu, Tarian ini pun biasa dibawakan pada acara penyambutan tamu dan juga festival-festival kesenian budaya agar semakin banyak orang yang mengenal tari yang melambangkan persatuan ini.
Umumnya tarian ini dibawakan dengan iringan musik juga selingan syair dan pantun. Selingan pantun dan syair ini akan dibawakan oleh dua orang ahli pantun atau yang biasanya disebut juru pukong. Juru pukong merupakan seorang laki-laki yang dituakan dan paling banyak tahu mengenai syair-syair.
Hadirnya juru pukong dalam memeriahkan tarian ini tidak hanya untuk menjalin persatuan, tapi juga sekaligus untuk proses transfer ilmu dari orang yang sudah tua atau ahli kepada masyarakat atau penari.
Makna Khusus Tari Lego-Lego

Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), makna khusus dari tarian ini adalah persatuan atau kebersamaan antara warga masyarakat Alor, Nusa Tenggara Timur.
Tarian ini dianggap mengandung semangat gotong royong, sikap saling mendukung, juga sukarela dalam memberi motivasi. Apabila dilihat secara lebih mendalam, jenis tarian mempunyai dua makna fungsional yang sangat penting, yakni:
· Ucapan Syukur untuk Tuhan Yang Maha Esa
Warga Alor umumnya akan menarikan tarian ini dalam rangka ucapan rasa syukur setelah selesai dilaksanakannya suatu kegiatan. Tidak hanya menari saja, warga Alor juga akan melakukan tarian sambil menyanyi lagu yang melambangkan pujian syukur.
· Wujud Kebahagiaan atau Keberhasilan
Tarian ini juga dibawakan saat terjadi suatu hal atau kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan. Contohnya keberhasilan panen, untuk menyambut tamu, atau upacara pernikahan. Warga Alor akan menggunakan tarian tradisional ini untuk mengekspresikan kebahagiaan mereka.
Pola Lantai dan Gerakan Tari
Secara spesifik, para penari akan membentuk lingkaran, berjalan cepat ataupun terkadang berjalan dengan lambat, saling berpegangan antar bahu serta kemudian bergerak mengelilingi moko. Jenis tarian ini biasanya dilakukan di tempat khusus yang diberi nama lelang atau mesbah.
Jika dilihat dari gerakan tarinya, kita dapat disimpulkan bahwa pola lantai tarian ini merupakan pola lantai garis melengkung. Para penari dapat membuat lingkaran sambil menari bersama-sama. Pola lantai ini digunakan dan bisa menimbulkan kesan persaudaraan dan persatuan di antara penarinya.
Sembari melakukan beberapa gerakan tari, semua penari nantinya akan diberikan sajian berupa sirih pinang juga minuman sopi yang terdapat pada satu wadah yang sama.
Mereka akan menari sembari bergandengan tangan juga makan dan minum dari wadah yang sama. Hal itu dapat memiliki arti khusus bahwa masyarakat Alor baik yang asli maupun pendatang tidak akan terpecah belah serta akan terus bergandengan tangan untuk membangun kampung dan juga negeri.
Tarian ini juga merupakan gambaran wujud sila ketiga Pancasila yang tersaji dengan indah oleh masyarakat Alor dan dinikmati oleh banyak penontonnya.
Tujuan Tari Lego-Lego
Tarian ini biasanya digunakan dalam banyak kegiatan upacara adat yang terdapat di Alor, seperti untuk menyambut tamu spesiap, upacara pernikahan, dan masih banyak lagi.
Terdapat dua hal menarik mengenai tarian ini. Pertama, menurut sejarah, sejak dulu nenek moyang masyarakat Alor selalu rutin melakukan suatu pekerjaaan apapun atau kegiatan secara gotong royong bersama warga lainnya.
Setelah kegiatan tersebut berakhir mereka pun mensyukurinya dengan cara mengelilingi mesbah (tempat upacara) sembari berpegangan tangan dan menyanyikan beberapa lagu yang melambangkan pujian kepada Tuhan.
Tarian ini juga dikenal sebagai Tarian Lego-Lego. Dengan begitu, Lego-Lego merupakan bentuk puji syukur masyarakat Alor kepada Tuhan yang disajikan dalam bentuk tarian yang indah.
Iringan Musik Tari Lego-Lego
Biasanya, syair-syair yang dinyanyikan dalam tarian ini banyak mengandung sejarah seperti sejarah nenek moyang, suku, dan perpindahan juga petuah-petuah yang berfungsi untuk menjaga kerukunan serta saling menghormati antar sesama meskipun adanya berbeda suku, agama maupun ras.
Pada setiap wilayah Pulau Alor-Pantar memiliki musik pengiring yang berbeda. Di daerah pesisir, tarian ini akan diiringi gendang dan gong. Sementara di daerah pegunungan, tarian ini biasanya hanya diiringi oleh suara hentakan kaki miliki para penari pria juga gemerincing gelang kaki milik penari wanita.
Selain berbedanya alat musik pengiring, desa-desa di Pulau Alor-Pantar juga memiliki lagu pengiring yang berbeda satu sama lain. Misalnya, lagu Boling Pati yang berisi harapan kesembuhan serta kesehatan biasa dinyanyikan di Dusun Malal.
Sedangkan di Dusun Retta, lagu yang biasa dinyanyikan merupakan Ringgi Eamanang yang berisikan permohonan untuk kemakmuran serta untuk menjaga kekayaan alam.
Busana Tari
Di dalam pertunjukan tari lego lego biasanya para penarinya kerap menggunakan pakaian adat khas mereka. Biasanya, busana penari menggunakan kain sarung juga kain tenun khas Alor.
Sedangkan di bagian kepala penari pria biasa menggunakan penutup kepala yang terbentuk dari kain serta rambut penari wanita akan dibiarkan terurai. Selain itu sebagai tambahan atribut menari, penari dilengkapi gelang kaki yang akan berbunyi mengikuti langkah kaki penarinya.
Umumnya, gerakan tarian ini pun cukup sederhana dan hanya didominasi oleh gerakan kaki maju mundur atau ke kanan dan ke kiri saja, Nah di atas ini merupakan penjelasan singkat mengenai tari lego-lego yang bisa kamu pelajari dan kulik informasinya lebih lanjut. Jenis tarian ini cukup sederhana dan cukup unik serta diminati banyak penonton dari berbagai kalangan.