Tari Sulintang Berasal dari Jawa Barat, Tebarkan Makna Persatuan

tari sulintang berasal dari daerah

Tari Sulintang berasal dari daerah Jawa Barat. Daerah asal Tari Sulintang dikenal dengan semboyan silih asah, silih asuh, dan silih asih. Menurut pengertian warganya, silih asah berarti saling mengingatkan, silih asuh berarti saling membimbing sedangkan silih asih berarti saling mengasihi.

Jawa Barat juga merupakan provinsi yang kaya akan pesona alam atau tempat wisata serta terkenal dengan nilai-nilai budayanya yang sampai saat ini masih dijunjung tinggi. Mulai dari alat musik, makanan maupun tarian yang berasal dari Jawa Barat masih dilestarikan oleh warga Jawa Barat.

Asal Tari Sulintang

Tari Sulintang umumnya dipengaruhi dengan berbagai kebudayaan selain budaya yang berasal dari Sunda diantara yaitu budaya Bali, India, Jawa, ataupun Burma. Tari Sulintang ini biasa disajikan bersama dengan Tari Merak. Kedua tari tersebut seakan saling menggambarkan alur cerita yang pas.

Apabila Tari Merak mengedepankan serta menggambarkan keindahan juga merefleksikan pesona untuk memikat lawan, sedangkan Tari Sulintang menggambarkan keindahan juga semangat persatuan agar dapat memperoleh pengakuan dari masyarakat luas.

Sejarah Asal Tari Sulintang

 tari sulintang berasal dari daerah

Tari Sulintang merupakan jenis tarian kreasi baru yang cukup disukai masyarakat Jawa Barat. Tari Sulintang ini merupakan tarian yang diciptakan oleh seorang maestro seniman besar juga seorang koreografi tari yaitu Raden Tjetje Somantri atau yang memiliki nama panjang Raden Rusdi Somantri.

Raden Rusdi Somantri ini umumnya lebih akrab dipanggil dengan nama Tjetje. Raden Tjetje Somantri ini telah menciptakan Tari Sulintang di tahun 1948.

Tidak hanya menciptakan Tari Sulintang saja, Raden Tjetje Somantri juga sudah banyak menciptakan kreasi tarian modern dan yang sampai saat ini masih diajarkan dengan baik di sanggar-sanggar seni maupun di sekolah kesenian atau perguruan tinggi.

Beberapa tarian kreasi yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri selain Tari Sulintang diantaranya adalah Tari Sekar Putri, Tari Kupu-kupu, Tari Kandagan, Tari Ratu Graeni, Tari Birayung, Tari Puragabaya, Tari Koncaran, serta masih banyak tarian yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri.

Sang Maestro Tari Sulintang

Asal Tari Sulintang dari Jawa Barat ini memang tidak lepas dari salah satu pencipta tari kreasi baru yang juga ada di Jawa Barat. Raden Tjetje Somantri dilahirkan di Purwakarta di tahun 1892 dan meninggal dunia di Bandung dalam usia 71 tahun bertepatan pada tahun 1963 

Khususnya dalam bidang kesenian, beliau memilih mempelajari seni tari sejak usia muda. Namun terdapat berbagai jenis tari yang guar dipelajari secara mendalam oleh Raden Tjetje Somantri.

Setelah mencapai tahun 1930, Raden Tjetje Somantri mendapat banyak petunjuk mengenai jenis tarian Jawa dari R.M. Sutignja. Kemudian beliau mempelajari berbagai tarian Jawa. Selah lancar dengan berbagai tarian, beliau kemudian menjadi salah satu guru tari di BKI.

Dalam dunia kesenian itulah beliau kreatif dan mulai banyak menciptakan banyak gerakan tari, termasuk terciptanya Tari Sulintang di tahun 1948. Karena banyak jasa dalam bidang seni tari, Raden Tjetje Somantri mendapat anugerah seni dari Pemerintah Indonesia yaitu Piagam Wijaya Kusumah.

Makna Khusus Tari Sulintang

Seperti yang diketahui, Tari Sulintang ini cukup dipengaruhi dari kebudayaan Bali, India, Jawa juga Burma. Tari Sulintang memiliki nilai-nilai budaya dari beragam daerah dan menjadi ciri khas tarian itu sendiri.

Tak hanya itu, Tari Sulintang juga memiliki makna tarian yang mendeskripsikan semangat persatuan Indonesia. Tarian ini seakan menceritakan pada dunia tentang banyak bduaya yang beragam khususnya yang ada di Indonesia.

Tari Sulintang ini memiliki nama lain Damar Kanginan. Nama Damar Kanginan ini mengandung arti yang berisikan api pelita yang tertiup semilir angin atau angin sepoi.

Nama Damar Kaningan awalnya tercetus karena gerakan dari Tari Sulintang ini cukup lincah namun halus. Meskipun tarian ini penuh dengan dinamika, namun sang penari terlihat tetap tenang. Tari Sulintang umumnya diiringi dengan gamelan tradisional Sunda serta suara nyanyian dari sinden.

Pertunjukan Tari Sulintang

Tari Sulintang merupakan tari kreasi dengan syarat akan makna serta filosofi. Gerakan Tari Sulintang yang halus namun lincah membuat tarian ini memiliki ciri yang khas. Bahkan Tari Sulintang sudah pernah tampil dan dipertunjukan hingga ke kancah Internasional.

Salah satu pertunjukan Tari Sulintang adalah di World Dance Day 2016 yang memperingati hari tari dunia dan digelar di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. 

Di acara ini, Tari Sulintang disajikan dengan tujuh penari dari sanggar Wirahma Bandung yang diiringi gamelan Sunda dan nyanyian sinden. 

Menurut seniman juga budayawan, Gatot Gunawan, dalam acara ini Tari Sulintang sengaja dipertunjukan di akhir acara karena memiliki unsur yang sakral juga kental. Pada masa lalu, tarian ini biasa digunakan dalam ritual-ritual masyarakat sebagai penghubung dengan Yang Maha Kuasa.

Aspek Penting Tari Sulintang

Terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menari Sulintang agar pesan dalam tarian bisa tersampaikan dengan baik. Beberapa aspek penting tersebut di antaranya:

1.     Desain Lantai Tari

Desain lantai atau biasa disebut garis-garis di lantai yang dilalui oleh penari atau garis-garis di lantai yang diciptakan oleh formasi penari yang berkelompok. Jenis garis di lantai ini ada dua jenis yaitu garis lengkung dan garis lurus.

Biasanya garis lurus dapat menghasilkan bentuk V terbalik, V, segitiga, T terbalik, T maupun diagonal. Sedangkan, garis lengkung bisa dibuat menjadi bentuk lingkaran, spiral, lengkung setengah lingkaran, lengkung ular, dan angka delapan.

2.     Desain Atas Tari

Desain atas merupakan desain yang diciptakan oleh anggota badan yang berada di atas lantai. Desain ini biasa dilihat dari arah penonton. Desain ini ada beragam bentuk. Masing-masing desain atas bisa menimbulkan kesan tersendiri bagi penonton yang melihatnya.

3.     Desain Musik Pengiring

Desain musik disebut juga pola ritmis dalam Tari Sulintang. Pola ritmis dalam Tari Sulintang ini timbul karena adanya gerakan tari yang sesuai dengan melodi dan sesuai dengan frasa musik yang mengiri.

4.     Desain Dramatis Tari

Desain dramatis tari merupakan beberapa tahapan emosional untuk mencapai klimaks di sebuah Tari Sulintang. Tahapan emosional ini perlu ada dalam Tari Sulintang agar tarian tersebut lebih menarik dan tidak terkesan monoton.

5.     Dinamika Tarian

Dinamika tarian merupakan segala perubahan yang ada dalam Tari Sulintang karena adanya beberapa dalam tarian tersebut. Dinamika tarian tentunya dapat menjadikan Tari Sulintang lebih menarik.

6.     Tata Rias, Tata Busana, dan Tata Rambut Tari

Tata rias wajah juga bisa untuk tujuan menari Sulintang biasanya dibuat khusus untuk mendukung penampilan penari di atas panggung. Biasanya terdapat tiga jenis tata rias wajah diantaranya rias korektif, rias karakter, dan rias fantasi.

7.     Tata Pentas Tari

Tata pentas tari merupakan penataan pentas yang dapat mendukung pergelaran Tari Sulintang. Di atas panggung umumnya dilengkapi dengan seperangkat alat yang berhubungan dengan Tari Sulintang.

Kini akan semakin banyak yang tahu mengenai Tari Sulintang. Asal Tari Sulintang dari Jawa Barat ini pastinya harus selalu dilestarikan dan dibanggakan tak hanya oleh masyarakat Jawa Barat, tapi juga seluruh Indonesia.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *