Tari Lalayon berasal dari Provinsi Maluku Utara ini merupakan warisan budaya leluhur kita yang wajib untuk dilestarikan. Asal tari Lalayon yang memiliki sifat cukup sakral ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Hal itu karena setiap gerakan dalam tarian memiliki makna dan arti tersendiri.
Indonesia termasuk ke dalam negara kepulauan yang pastinya memiliki kebudayaan yang beragam. Salah satunya kesenian berupa tarian adat dari berbagai daerah seperti tari Lalayon. Setiap gerakan tubuh saat menari memiliki pesan, pikiran, perasaan dan suasana tertentu yang bisa dirasakan.
Asal Tari Lalayon
Tari Lalayon merupakan sebuah karya seni tari pergaulan yang berasal dari Provinsi Maluku Utara. Tari Lalayon berisi pesan cinta kasih yang romantis.
Maka dari itu, jenis tarian ini umumnya dibawakan dengan berpasang-pasangan serta memiliki gerakan yang indah di sepanjang tariannya hingga selesai.
Tarian ini diiringi lagu yang berirama Melayu dan juga menjadi elemen yang penting dalam membentuk kesan yang romantis serta mendukung pesan dalam tarian tersebut untuk tersampaikan.
Jenis tarian ini umumnya dibawakan di berbagai acara formal contohnya acara pernikahan atau pesta adat daerah. Tarian ini bisa disebut sebagai karya etnik Maluku Utara yang harus diacungi jempol karena masih terkenal dan disukai oleh para generasi muda yang ada di Ternate.
Generasi muda Ternate sama sekali tidak malu dan sangat mendukung tarian ini. Mungkin mereka berpikir adanya nilai cinta kasih universal yang terkandung dalam tarian Lalayon ini. Meskipun demikian, tarian ini tidak hanya memiliki makna hubungan cinta kasih antara muda-mudi saja.
Tarian ini juga bisa berarti sebuah ucapan syukur atas banyaknya anugerah dari Yang Mahakuasa untuk manusia dalam bentuk alam juga makhluk hidup di dalamnya. Kalimat syukur ini dituangkan dalam bentuk rasa cinta dan sayang yang bisa diwujudkan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Sejarah Asal Tari Lalayon

Awalnya, Lala pada kata “Lalayon” berasal dari asal kata “Laila“ yang diambil dari ucapan zikir dari seorang mubaligh Islam yang mengucapkan kalimat “Lailahaillallah” yang bermakna, tiada tuhan selain Allah.
Nah, pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang dialami keluarga mubaligh tersebut hingga akhirnya mengakibatkan meninggalnya istri dan anaknya. Kemudian mubaligh tersebut menghibur dirinya di tepian pantai sambil mengucap kalimat zikir.
Setelah itu, datanglah seekor burung laut yang sedang menukik dengan rendah untuk menangkap ikan. Saat itu muncul suara yang terdengar seperti suara dahan kayu yang bergesekan dan mirip dengan suara lantunan biola.
Dari sana, muncullah Tari Lalayon tersebut dalam sejarah masyarakat Maluku Utara. Menurut etimologi, kata “Lala” dalam bahasa Maba memiliki makna seperti sebuah meja hidangan yang sering ada pada upacara adat pernikahan atau upacara adat lainnya.
Namun dalam perspektif sejarah, tari Lalayon sesungguhnya merupakan tarian khas masyarakat Maluku Utara yang memiliki unsur-unsur religius atau nilai-nilai Islami di dalamnya.
Bisa dilihat dari kata serta kalimat yang terdapat dalam bait-bait tari Lalayon berisikan nasihat, peringatan, atau larangan bagi manusia. Selain itu, bait-bait tersebut juga diiringi dengan suara biola yang dimainkan secara khas sehingga tarian tersebut lebih mudah dikenali.
Makna Asal Tari Lalayon
Tari Lalayon bisa dikatakan sebagai syarat akan cinta, kasih sayang serta kebahagiaan yang hakiki.
Tidak hanya bermakna sebagai kisah cinta yang dialami muda-mudi saja melainkan juga bentuk syukur akan kebahagiaan dan nikmat yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa pada umat manusia.
Tari Lalayon juga disebut sebagai tari pergaulan yang berarti dapat menghubungkan muda-mudi juga yang para penonton tarian tersebut dalam suatu ikatan kebahagiaan.
Unsur pada Tari Lalayon
Tak hanya sekedar menari, tari Lalayon juga memiliki beberapa unsur yang harus diperhatikan agar pesan dalam tarian lebih tersampaikan pada penonton. Unsur-unsur tersebut diantaranya:
1. Unsur Wiraga
Unsur pertama dalam tari Lalayon adalah wiraga yang memiliki makna bahwa seorang penari harus menampilkan gerakan badan, entah itu posisi duduk ataupun berdiri. Wiraga awalnya diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki arti raga atau dikenal sebagai gerakan tari.
Para penari Lalayon harus menunjukkan keseluruhan gerakan tubuh yang ritmis, estetis, serta dinamis saat menari. Tari Lalayon memiliki gerak murni yang tariannya bisa menghibur siapapun yang melihatnya.
Pada setiap gerakan tari Lalayon yang dibawakan penari tentunya memiliki makna khusus dan umumnya dapat ditebak oleh penonton terutama seorang penikmat tari.
2. Unsur Wirama
Di dalam tari Lalayon mempunyai unsur irama atau disebut juga wirama. Maka dari itu, setiap gerakan tari harus bersifat ritmis dan sesuai dengan iringan dari alunan musik.
Musik yang mengiringi tari Lalayon biasanya berasal dari rekaman lagu atau bisa juga langsung dari instrumen yang dibawakan oleh pemain musik.
Namun, beberapa jenis tarian ada yang berbeda. Gerakan tari dapat dilakukan dengan mengikuti irama dari tepuk tangan, hitungan, hentakan kaki, maupun nyanyian yang langsung dibawakan oleh penari.
Musik atau irama yang terdapat dalam unsur tari Lalayon dapat membuat suasana menjadi lebih harmonis, hidup dan sesuai dengan makna dari tari Lalayon.
3. Unsur Wirasa
Unsur tari Lalayon selanjutnya merupakan rasa atau disebut juga wirasa yang bermakna bahwa tari Lalayon dapat menyampaikan sebuah pesan perasaan dari setiap gerakan yang dibawakan oleh sang penari.
Pesan perasaan tersebut dapat tersampaikan dari ekspresi yang penari saat membawakan tarian tersebut. Seorang penari tentunya harus memiliki penjiwaan dan ekspresi wajah yang mendukung penyampaian pesan.
Apabila seorang penari mendapatkan peran sebagai perempuan, maka penari harus menari dengan gerakan lemah gemulai serta mimik wajah yang ramah. Unsur wirasa ini pun harus menyatu dengan irama musik yang dibawakan pada saat melakukan gerakan tari.
Unsur Tambahan pada Tari Lalayon
1. Kostum dan Riasan
Tari Lalayon perlu menampilkan penari dengan kostum dan tata rias yang sesuai. Hal ini tentunya berguna untuk mendukung terciptanya suasana tarian serta tersampaikannya karakter juga pesan yang tersirat.
2. Pola Lantai
Tari Lalayon akan indah jika penari dapat menguasai pola lantai. Hal ini tentu sangat penting dalam tari Lalayon agar tidak saling bertabrakan antar penari sehingga gerakan yang ditampilkan dapat kompak, teratur, dan selaras.
3. Pengaturan Panggung
Pertunjukan tari Lalayon yang baik juga harus memperhatikan pengaturan panggungnya. Hal tersebut penting karena panggung akan sesuai dengan tema dari tarian.
Selain itu, pengaturan panggung yang terpenting yaitu pencahayaan. Jadi, panggung tarian sebaiknya tidak terlalu terang ataupun tidak terlalu gelap.
4. Properti Tari
Adanya properti tari akan membuat penonton semakin yakin bahwa tari Lalayon yang dibawakan telah dipersiapkan sebaik mungkin. Selain itu, properti tari juga memudahkan penonton untuk mengetahui karakter dari tarian yang dibawakan.
Begitulah asal tari Lalayon yang bisa kamu nikmati khususnya saat berada di Maluku Utara. Kebudayaan di Indonesia memang beragam dan sangat menarik jika sebagai generasi muda bisa turut menikmati bahkan melestarikan kebudayaan tersebut.