Tari gambyong merupakan simbol dari rasa syukur atas kemakmuran dan kesejahteraan. Tari yang dahulu biasa ditampilkan saat musim tanam dan musim panen ini merupakan bentuk penghormatan bagi Dewi Sri. Lantas, dari mana asal tari gambyong?
Meskipun bukan tarian yang asing bagi sebagian masyarakat, masih banyak yang belum tahu mengenai daerah asal kesenian yang satu ini. Untuk menemukan jawabannya, simak terus pembahasan di bawah ini.
Sejarah dan Asal Tari Gambyong
Tari gambyong merupakan tarian Jawa klasik yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah. Mulanya tarian ini ditampilkan oleh penari tunggal. Namun seiring berjalannya waktu, tari gambyong dibawakan oleh 3 hingga 5 penari dengan tambahan unsur blocking panggung.
Di awal kemunculannya, tarian gambyong ditampilkan untuk menyambut tamu atau pertunjukan. Gambyong sendiri tidak mengacu pada satu tarian, tetapi beberapa koreografi. Yang paling terkenal adalah gambyong pareanom dan gambyong pangkur.
Meskipun memiliki beberapa variasi, pada dasarnya tarian ini mempunyai gerakan yang sama, yaitu tarian tayub atau tledek. Tarian yang menggambarkan Dewi Sri ini awalnya dikenal sebagai tarian rakyat jelata yang dipertontonkan pada upacara ritual pertanian
Hal ini sesuai dengan yang tertulis dalam Serat Centhini yang menyebutkan bahwa tari gambyong dahulu dikenal dengan nama tari tledhek. Di bawah kekuasaan Pakubuwana IX, seorang penata tari memodifikasi tarian tledhek agar pantas ditampilkan di hadapan para bangsawan.
Tarian ini kemudian diperhalus dan mulai populer di kalangan atas. Hingga akhirnya gambyong biasa dipertunjukkan di hadapan para tamu, priyayi, dan bangsawan di kalangan istana. Pada tahun 1950, seorang pelatih tari membuat versi baku gambyong yang dikenal dengan nama gambyong pareanom.
Saat ini tari gambyong mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai sarana hiburan, sarana tontonan, dan sarana upacara. Tidak heran jika tarian klasik yang satu ini masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti pernikahan, bersih desa, khitanan, hingga festival kesenian dan kebudayaan.
Properti Tari Gambyong

Setelah mengetahui asal tari gambyong, kini saatnya untuk mengintip properti yang digunakan selama pementasan. Seperti berbagai tarian klasik lainnya, penari gambyong harus mengenakan properti khusus untuk menunjang penampilan di atas panggung.
Berbicara mengenai kostum, penari gambyong biasanya mengenakan pakaian dengan nuansa hijau dan kuning sebagai simbol kesuburan dan kemakmuran. Adapun komponennya terdiri dari kemben, selendang, stagen, dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa properti yang digunakan pada tari gambyong:
- Kemben
Kemben merupakan baju tradisional Jawa yang berfungsi menutup tubuh bagian atas. Penari gambyong biasa mengenakan kemben dengan nuansa merah atau hijau sesuai dengan isi cerita. Agar lebih mudah, kini tersedia kemben dengan resleting dan kancing sehingga menyerupai korset.
- Kain Jarik
Jika kemben berfungsi menutup tubuh bagian atas, kain jarik digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah. Jarik biasanya dikenakan terlebih dahulu sebelum penari mengenakan kemben. Untuk lebih menguatkan jarik, penari menggunakan kain stagen yang dililitkan di pinggang.
- Selendang
Tari gambyong identik dengan selendang yang dikalungkan pada pundak atau leher. Selain berfungsi sebagai pemanis, selendang ini juga memiliki makna tersendiri.
Ada beberapa warna yang digunakan oleh penari, misalnya kuning keemasan dan hijau. Masing-masing warna memiliki makna yang berbeda, seperti hijau melambangkan kesuburan dan kuning melambangkan kekayaan.
- Bunga Melati
Penari gambyong biasanya menggunakan gelungan rambut sebagai salah satu ciri khas Jawa klasik. Untuk melengkapi tata rias ini, penari menggunakan roncean bunga melati pada bagian samping. Rangkaian bunga melati tersebut akan dibiarkan menjulur hingga bahu.
- Stagen
Stagen merupakan kain panjang yang dililitkan pada bagian pinggang. Properti ini berfungsi untuk mengencangkan kain jarik serta membuat perut terlihat lebih kencang dan langsing. Warna stagen biasanya disesuaikan dengan warna kemben.
- Gelang
Gelang adalah salah satu perhiasan yang biasa digunakan oleh para penari gambyong. Fungsinya adalah untuk membuat penampilan penari semakin cantik dan menarik. Adapun pemilihan warna gelang disesuaikan dengan warna utama pada kostum yang dikenakan.
- Kalung
Seperti halnya gelang, kalung juga digunakan untuk memperindah penampilan penari gambyong. Ada banyak sekali model kalung yang bisa dipakai selama pementasan. Pemilihan kalung biasanya disesuaikan dengan keinginan.
Gerakan Tari Gambyong
Setelah mengulas asal tari gambyong dan properti yang digunakan, kini saatnya untuk membahas mengenai gerakan. Secara garis besar gerakan tari gambyong terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah (isi), dan bagian akhir.
Dalam istilah tari Jawa klasik, ketiga bagian tersebut dikenal dengan nama maju beksan, beksan, dan mundur beksan. Tarian ini berfokus pada gerakan kaki, tubuh, lengan, dan kepala. Gerakan kepala dan tangan yang lemah gemulai merupakan ciri utama dari tari gambyong.
Selain itu, gerakan mata juga cukup dominan pada tarian yang satu ini. Pandangan mata selalu mengikuti gerakan tangan dan fokus ke arah jari-jari tangan.
Tari gambyong dimulai saat alunan gending pangkur mengundang penari untuk naik ke panggung. Gending pangkur merupakan nyanyian awal yang biasa digunakan pada kesenian ini. Penari akan menggerakkan kaki dan tangan secara harmonis mengikuti irama musik pengiring.
Tari gambyong merupakan salah satu tari Jawa klasik yang memiliki tempo lambat. Penari akan terlihat lemah gemulai saat menampilkan setiap gerakan sehingga mencerminkan kelembutan dan keindahan seorang wanita.
Pola Lantai Tari Gambyong
Ada dua macam pola lantai yang digunakan pada tari gambyong, yaitu pola garis lurus dan pola garis lengkung. Pada bagian awal, penari menampilkan gerakan dengan pola lantai maju. Ketika memasuki gerakan utama, pola lantai berubah menjadi pola lantai di tempat.
Pada bagian penutup, pola lantai yang digunakan adalah pola mundur. Setiap ragam gerak tarian khas Jawa Tengah ini dilakukan dengan anggun sehingga menghasilkan tontonan yang menarik.
Yang tak kalah penting, setiap penari harus menguasai teknik gerak dan bergerak mengikuti iringan irama tari serta pola kendang. Dengan begitu, penari bisa menyuguhkan karakter yang luwes, kewes, kenes, dan tregel.
Musik Pengiring
Seperti kebanyakan tari tradisional yang diikuti iringan musik, gambyong juga dilakukan dengan iringan alunan gamelan. Gamelan tersebut terdiri dari beberapa alat musik seperti kendang, gambang, kenong, dan gong.
Di antara alat musik lainnya, kendang merupakan alat musik utama pada pementasan gambyong. Pemain kendang mengatur tempo dan ritme untuk memudahkan penari saat bergerak.
Inovasi dan Perkembangan
Saat ini, tari gambyong yang merupakan tarian tradisional Jawa Tengah telah mengalami perkembangan. Banyak seniman, penari, dan masyarakat yang tertarik untuk mempelajari jenis tarian yang ini dan berinovasi sehingga melahirkan jenis-jenis gambyong modern.
Berikut ini beberapa jenis tari gambyong yang telah dimodifikasi:
- Gambyong Sala Minulya
- Gambyong Campursari
- Gambyong Ayun-Ayun
- Gambyong Gambirsawit
- Gambyong Dewandaru
Tari gambyong merupakan salah satu tari tradisional yang masih banyak ditampilkan saat ini. Asal tari gambyong dari Surakarta membuat tarian ini menghadirkan kesan lemah lembut dan gemulai seperti kebanyakan wanita Jawa.