Sejarah Lengkap dan Filosofi Tari Indang

apa yang kamu ketahui tentang tari indang

Apa yang kamu ketahui tentang tari indang? Tarian ini berasal dari daerah Sumatera Barat dan merupakan tarian yang memiliki nama asli indang. Tari ini memiliki sejarah yang cukup panjang karena awalnya dibawa oleh pedagang Arab yang singgah di tanah Minang.

Tarian ini dikenal hampir di seluruh Indonesia karena gerakannya yang khas. Penarinya adalah para anak-anak atau remaja lelaki. Berikut ini adalah ulasan singkat mengenai tarian indang yang dilestarikan hingga kini.

Sejarah Tari Indang

1.     Percampuran Budaya

Tarian indang merupakan salah satu bentuk percampuran budaya Islam dengan Minangkabau. Pada saat itu, banyak sekali pedagang yang berasal dari bangsa Arab mampir ke bagian Barat Sumatera, tepatnya daerah pesisir untuk singgah dan kemudian berdagang.

Kedatangan mereka pun tak hanya mempengaruhi cara pandang orang-orang lokal, namun juga budaya yang dibawakannya. Itu sebabnya, tarian ini sangat mirip dengan budaya Arab terutama dari lantunan lagu atau puisi yang dibawakan saat pertunjukan tari berlangsung.

2.     Mengandung Syiar Agama Islam

Saking banyaknya orang-orang Arab yang mampir ke pesisir Barat Sumatera, maka agama Islam pun berkembang dengan sangat cepat. Cara para pedagang menyebarkan agama tentu saja melalui budaya, yakni tarian indang atau disebut juga tari dindin badindin.

Awalnya, mereka mendirikan banyak surau untuk beribadah. Surau atau mushola kecil ini kemudian memiliki banyak anak-anak yang belajar mengaji. Kemudian, mereka juga mulai belajar untuk menari dengan menggunakan lantunan syair Arab yang melahirkan tarian indang.

3.     Pencipta Tarian

Pencipta tari indang dari Syekh Burhanuddin. Syekh yang satu ini merupakan seorang tokoh yang sangat dihormati pada masanya. Beliau adalah seorang pelopor seni yang berasal dari bangsa Arab yang kemudian menciptakan tarian indang.

Syekh Burhanuddin mengajarkan tarian dan mengaji kepada anak-anak yang datang ke surau. Anak-anak cukup antusias dengan ajakan ini yang membuat mereka pada akhirnya ikut menjadi penyebar gerakan tari. Lalu, tarian ini pun semakin meluas dan dikenal ke daerah lainnya.

apa yang kamu ketahui tentang tari indang

Filosofi Tari Indang

1.     Kebutuhan Rohani

Makna utama dari tarian indang adalah adanya makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Tarian ini diciptakan oleh bangsa Arab yang membawa agama Islam ke tanah Pariaman. Jadi sambil menari, para penari pun melantunkan syair yang mengagungkan agama.

2.     Membangkitkan Spiritual

Cara seseorang membangkitkan spiritualnya tak hanya dengan ibadah saja. Ada orang yang spiritualnya bangkit melalui seni atau budaya yang dilihatnya. Dengan memperagakan tarian indang, maka diharapkan penari dan penonton memiliki semangat spiritual yang lebih baik.

3.     Konteks Gotong Royong

Masyarakat di tanah pariaman dikenal sebagai kelompok yang suka melakukan aksi gotong royong. Jika dilihat dari tarian ini, para penari harus bekerja sama antara satu dengan lainnya agar gerakan tari tidak acak-acakan, teratur, dan indah.

Dengan memperagakan tari indang, penonton diharapkan bisa mengambil makna filosofis yakni masyarakat harus bisa bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Penyampaian tari tidak hanya melibatkan agama saja, namun bukti ini menjadi bagian dari budaya dan adat Sumatera Barat.

Tugas Penari Tarian Indang

1.     Tukang Dikia

Komponen utama dari tarian indang adalah seorang tukang dikia. Tukang dikia akan duduk secara terpisah dari kumpulan para penari. Tugas utama dari tukang dikia adalah menyanyikan syair-syair dan juga shalawat terhadap Nabi dengan lantang dan jelas.

2.     Tukang Alih

Selain tukang dikia, ada juga posisi tukang alih. Posisi yang satu ini berperan untuk mengubah gerakan tari dan mengatur tempo dari gerakan para penari. Posisi tukang alih biasanya berada di paling pinggir barisan penari. Ada aba-aba tersendiri yang akan diisyaratkan oleh tukang alih.

3.     Anak Indang

Seorang penari biasa akan disebut sebagai tukang indang. Mereka adalah penari yang akan berjajar membentuk sebuah shaf atau barisan yang rapi. Kaki dan paha mereka akan saling berhimpitan satu dengan lainnya. Posisi duduk mereka adalah dengan cara bersila.

4.     Tuo Indang

Kerjasama antar penari akan diatur secara keseluruhannya oleh seorang penari yang tidak terdapat dalam shaf. Penari ini akan disebut sebagai tuo indang. Tak jarang jika tarian indang memiliki kejadian mistis sehingga tuo indang akan mengatur jalannya pertunjukan hingga akhir.

Pola Lantai Tari Indang

1.     Pola Lurus

Salah satu pola yang paling banyak digunakan pada saat pertunjukan tarian indang adalah pola lurus. Artinya, para penari akan duduk berderet membentuk sebuah shaf yang rapi seperti saat akan menunaikan shalat. Pola ini bisa dilakukan oleh penari tunggal dan kelompok.

Pola lantai yang satu ini akan mengokohkan konsep bahwa tarian ini disampaikan dengan kokoh dan jelas. Jika dilakukan secara berkelompok, para penonton bisa melihat gerakan luwes masing-masing penarinya. Pola lurus yang sering digunakan adalah pola horizontal.

2.     Pola Lengkung

Pola kedua adalah pola lengkung. Pola yang satu ini menampilkan keindahan. Di saat yang sama, pola lantai yang melengkung lebih sulit dilakukan para penari. Untuk menyajikan harmoni gerakan, mereka harus bekerja sama agar pola lengkungnya tidak pecah.

Penyajian pola lengkung dalam tarian indang mirip dengan tarian lantai yang ada pada jenis tarian dari daerah lainnya. Tetapi, gerakan dalam sajian pola lantai yang lengkung lebih santai dan dinamis. Pola lengkung juga seringkali dilakukan dalam penari berjumlah ganjil antara 7 hingga 13 penari.

Gerakan Tari Indang

1.     Pasambahan

Pasambahan atau persembahan merupakan gerakan inti yang mirip seperti sedang berdoa. Tarian pasambahan mengandung filosofis bahwa tarian indang mengagungkan agama Islam. Tarian juga akan mengingatkan ke semua orang tentang tokoh penyebar agama islam.

2.     Gerak Nago

Gerak nago adalah gerakan inti lain yang ditampilkan di bagian tengah pertunjukan tari. Pada bagian ini, maknanya adalah tentang orang Sumatera Barat yang selalu berusaha dan berdoa untuk mencapai tujuan hidupnya. Selain itu, nago juga menggambarkan kegembiraan masyarakat.

3.     Penutup

Gerakan penutup pada konsep tari indang sangat khas. Para penari seperti membentuk permintaan maaf kepada para penonton. 

Hal ini menandakan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki kerendahan hati dalam segala hal di kehidupan sehari-hari. Setelah penutup, pertunjukan langsung selesai.

Properti Tari Indang

1.     Kostum

Pakaian adat adalah kostum yang dikenakan oleh para penari tarian indang. Baju adat yang dikenakan merupakan perpaduan antara adat Minangkabau dan Melayu. Namun, kostum ini hanya digunakan untuk para penari inti saja.

Sementara mereka yang berada di posisi tukang dikia mengenakan pakaian yang Islami. Mereka tidak diharuskan untuk mengenakan pakaian adat. Selama sopan dan tertutup, mereka bisa tampil ke atas panggung.

2.     Musik Pengiring

Meskipun dilantunkan dengan menggunakan syair sejarah Islam yang indah, tarian indang masih tetap menggunakan musik pengiring. Musik ini merupakan perpaduan berbagai alat musik seperti perkusi, biola, marwas dan kecrek. Kadang, piano juga digunakan sebagai pengiring.

Tari indang awalnya digunakan untuk menyiarkan ajaran agama islam. Namun, pada akhirnya tersebar luas sebagai bagian dari budaya Minang. Saat ini, tarian indang banyak dipertunjukan di atas pentas.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *